Selama Minyak Lampu Teplok belum Habis, Jangan Berhenti Muthola'ah (Belajar). Kalau hanya Mengandalkan Do'a tanpa Muthola'ah Apa Artinya???

Tuesday, 21 April 2015

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA



Disusun Oleh :
Mochamad Nur Faizin
NPM : 1425010040

FAKULTAS PERTANIAN PROGDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
SURABAYA JAWA TIMUR
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Kita tahu bahwa semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel.
      Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH), temperature, sterilisasi.
Perlu kita ketahui pembuatan media didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya sehingga dalam kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan baik dan sesuai dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
      Yang melatar belakangi praktikum pembuatan media adalah agar praktikum dapat menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.

1.2. Tujuan Dan Manfaat
1.      Mahasiswa mengetahui komposisi medium
2.      Dapat membuat media Potato Dextrose Agar (PDA)
3.      Dapat membuat media Nutrien Agar (NA)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
    Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dengan memberikan tempat dan kondisi yang mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT).  Selain itu, dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Soeryowinoto 1985).
            Jenis yang termasuk garam-garam anorganik berupa nitrogen terutama kalium nitrat (KNO3), belerang (sulfur anorganik), fosfor dan unsur-unsur logam anorganik seperti natrium, kalium, kalsiuum, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, dan kobalt (Hendaryono 1994). Unsur karbon yang digunakan oleh mikroorganisme dapat berupa pancaran atau cahaya yang disebut fototrof dan jenis kemototrof yang menggunakan hasil oksidasi senyawa-senyawa kimia dalam media untuk memperoleh energinya (Hadioetomo dkk. 1986). Vitamin dalam media biakan berfungsi membentuk substansi yang mengaktivasi enzim.  Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi.  Meskipun semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses metaboliknya, ada beberapa jenis mikroorganisme yang mampu mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium (Hadioetomo dkk. 1986). Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik bukan hara dalam jumlah sedikit tetapi dapat mendukung, menghambat dan merubah proses fisiologi tumbuhan.  Zat tersebut sangat diperlukan sebagai komponen medium bagi pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan zat pengatur tumbuh dalam medium, pertumbuhan mikroorganisme sangat terhambat bahkan mungkin tidak dapat tumbuh sama sekali (Hadioetomo dkk. 1986).
            Berdasarkan komposisi nutrisinya, media terbagi menjadi tiga macam yaitu media alam, media semi sintetik dan media sintetik. Komposisi media alam tidak dapat diketahui dengan pasti setiap waktu karena dapat berubah-ubah dalam bahan yang digunakan dan bergantung pada asalnya, misalnya jagung, kentang, serangga dan rambut. Media semi sintetik terdiri dari campuran antara bahan alami dengan bahan kimia yang komposisinya dapat diketahui secara pasti, misalnya Potato Dextrose Agar (PDA). Media sintetik terbuat dari bahan kimia yang komposisi dan konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti, misalnya Czapek’s Agar (Gunawan dkk. 2006). Untuk isolasi mikroorganisme umumnya digunakan empat macam media, yaitu media umum, media elektif, media selektif dan media diferensial.

Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan  kimianya, sifat wujudnya dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1.      Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
2.      Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organik
3.      Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba
4.      Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba (Sutedjo,1996).

Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya
1.      Media cair yaitu media yang berbentuk cair
2.      Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga berupa bahan anorganik misalnya silica gel.
3.      Media padat yang dapat dicairkan, (semi solid), yaitu yang apabila dalam keadaan panas berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media agar (Sutedjo,1996).

Penggolongan media berdasarkan fungsinya
1.      Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof.
2.      Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3.      Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non hemolitik.
4.      Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5.      Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6.      Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu (Sutedjo,1996).













BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan Tempat
 Praktikum ini dilakukan pada hari rabu 01 April 2015 jam 13.00,bertempat di  lab.kesehatan tanaman fakultas pertanian UPNVeteran  Jawa Timur.
3.2  Alat dan Bahan
·         6 Tabung Reaksi
·         2 Tabung Erlenmeyer 250 ml
·         2 Gelas Beaker
·         1 Pisau
·         Timbangan Analitik
·         Autoclave
·         Kompor
·         52,5 gram kentang
·         5 gram dextrose
·         4 gram agar – agar
·         250 aquades
·         5 gram NA
·         label
3.3    Prosedur Kerja
A.    Cara Membuat PDA
1.      Mengupas kentang dan mengirisnya menjadi bentuk dadu kecil
2.      Menimbang seberat 62,5 gram
3.      Menyalakan kompor
4.      Memanaskan air di panci
5.      Menuang aquades 250 ml ke gelas beaker di atas panic
6.      Memasukan irisan kentang sampai lunak
7.      Menyaring sari irisan kentang kedalam gelas beaker dg penyaring
8.      Menambahkan kembali aquades menjadi 250 ml
9.      Memasukan agar 4 gram
10.  Mengaduk sampai larut atau homogeny
11.  Menambahkan 5 gram dextrose dan mengaduk sampai homogeny
12.  Menuangkan sari kentang ke tabung reaksi 5 ml dan sisanya di tuangkan kedalam Erlenmeyer
13.  Mensterilkan dengan autoclave selama 20 menit setelah hitungan 1 atm dengan ph 6-7
B.     Cara Membuat NA
1.      Menimbang NA 5 gram
2.      Menyalakan kompor
3.      Memanaskan air di panci
4.      Melarutkan kedalam Aquades 250 ml dalam gelas beaker diatas panci sampai homogen
5.      Menuangkan larutan NA ke tabung reaksi 5 ml dan sisanya di tuangkan kedalam Erlenmeyer
6.      Mensterilkan dengan autoclave selama 20 menit setelah hitungan 1 atm dengan ph 6-7







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil dan Pembahasan
A.   Hasil

No
Media
Pengamatan
Keadaan
(+)


Harike-
Kontaminasi
TidakKontaminasi


1

+
1
PDA
2

+


3

+


1

+
2
NA
2

+


3

+

B.   Pembahasan
Dari hasil diatas bisa kita lihat bahwa pembuatan media PDA dan NA tidak terkontaminasi pengamatan selama 3 hari berturut – turut. Hal ini membuktikan bahwa cara membuatnya adalah benar. Sesuai dengan prosedur pembuatannya.












V.   KESIMPULAN
5.1   Kesimpulan
Dari praktikum pada media pertumbuhan mikroba dapat disimpulkan bahwa :
Fungsi medium (NA) berdasarkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik atau semi ilmiah, berdasarkan konsistennya merupakan medium padat, untuk menumbuhkan bakteri.
(PDA) termasuk media padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk sintetik untuk menumbuhkan jamur.

















DAFTAR PUSTAKA
Jr. Pelczar, Michael J., (1986), Dasar-dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta.
Sehlegel, Hans G., (1994), Mikrobiologi Umum, UGM Press, Yogyakarta.
Hadioetomo, Ratna S., (1990), Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta
Dwidjoseputro, D., (1990), Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan, Malang
Djide, Natsir, 2005, Penuntun Praktikum Instrumentasi Mikrobiologi farmasi Dasar, Jurusan Farmasi Universitas Hasanuddin,  Makassar.
Suriawiria, Unus, 1986, Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa,  Bandung








               

No comments:

Post a Comment